Idul Adha merupakan hari besar umat Islam yang penuh makna dan pengorbanan. Peristiwa ini mengingatkan kita pada ketaatan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Di balik kemeriahan penyembelihan hewan kurban, terdapat banyak sunnah yang dianjurkan untuk diamalkan oleh umat Islam agar hari raya ini semakin bermakna dan bernilai ibadah.
Berikut ini adalah sunnah-sunnah yang dianjurkan pada hari Idul Adha:
1. Mandi Sebelum Shalat Id
Disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat shalat Id, sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW. Mandi ini menunjukkan kebersihan lahir dan batin dalam menyambut hari raya.
“Dari Malik dari Nafi’, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar dahulu mandi pada hari Idul Fitri sebelum pergi ke mushalla (lapangan).”
(Shahih, HR. Malik dalam Al-Muwaththa` dan Al-Imam Asy-Syafi’i dari jalannya dalam Al-Umm)
2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian
Umat Islam dianjurkan memakai pakaian terbaik (tidak harus baru) dan memakai wewangian saat menghadiri shalat Id. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap hari besar Islam.
Dari Abdullah bin Umar bahwa Umar mengambil sebuah jubah dari sutera yang dijual di pasar maka dia bawa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Umar radhiallahu ‘anhu berkata: “Wahai Rasulullah, belilah ini dan berhiaslah dengan pakaian ini untuk hari raya dan menyambut utusan-utusan.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata: “Ini adalah pakaian orang yang tidak akan dapat bagian (di akhirat)….”
(Shahih, HR. Al-Bukhari Kitabul Jum’ah Bab Fil ‘Idain wat Tajammul fihi dan Muslim Kitab Libas Waz Zinah)
Ibnu Rajab berkata:
“Hadits ini menunjukkan disyariatkannya berhias untuk hari raya dan bahwa ini perkara yang biasa di antara mereka.” (Fathul Bari)“Dari Musa bin ‘Uqbah, dari Nafi’ bahwa Ibnu ‘Umar mandi dan memakai wewangian di hari Idul fitri.” (Riwayat Al-Firyabi dan Abdurrazzaq)
Al-Baghawi berkata:
“Disunnahkan untuk mandi di hari Id. Diriwayatkan dari Ali bahwa beliau mandi di hari Id, demikian pula yang sejenis itu dari Ibnu Umar dan Salamah bin Akwa’ dan agar memakai pakaian yang paling bagus yang dia dapati serta agar memakai wewangian.” (Syarhus Sunnah, 4/303)
3. Tidak Makan Sebelum Shalat Idul Adha
Berbeda dengan Idul Fitri, pada hari Idul Adha disunnahkan tidak makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat. Hal ini untuk menekankan bahwa makanan utama pada hari itu adalah dari daging kurban setelah ibadah dilaksanakan.
“Rasulullah tidak keluar pada hari Idul Fitri sampai makan terlebih dahulu, dan tidak makan pada hari Idul Adha sampai selesai shalat.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
4. Berangkat Lebih Awal ke Tempat Shalat
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berangkat lebih awal ke lapangan tempat shalat Idul Adha, sambil memperbanyak takbir di sepanjang jalan.
“Termasuk sunnah, seseorang berjalan ke tempat shalat Id dengan berjalan kaki dan makan setelah pulang (Idul Adha).”
(HR. Tirmidzi dan Baihaqi)“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di Hari Raya Idul Fitri lalu beliau bertakbir sampai datang ke tempat shalat dan sampai selesai shalat. Apabila telah selesai shalat beliau memutus takbir.” (Shahih, Mursal Az-Zuhri, diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dengan syawahidnya dalam Ash-Shahihah no. 171)
Asy-Syaikh Al-Albani berkata:
“Dalam hadits ini ada dalil disyariatkannya apa yang diamalkan kaum muslimin yaitu bertakbir dengan keras selama perjalanan menuju tempat shalat walaupun banyak di antara mereka mulai menggampangkan sunnah (ajaran) ini, sehingga hampir-hampir menjadi sekedar berita (apa yang dulu terjadi). Hal itu karena lemahnya mental keagamaan mereka dan karena rasa malu untuk menampilkan sunnah serta terang-terangan dengannya. Dan dalam kesempatan ini, amat baik untuk kita ingatkan bahwa mengeraskan takbir di sini tidak disyariatkan padanya berpadu dalam satu suara sebagaimana dilakukan sebagian manusia…” (Ash-Shahihah: 1 bagian 1 hal. 331)
5. Melaksanakan Shalat Idul Adha Secara Berjamaah
Shalat Idul Adha dilakukan secara berjamaah di lapangan atau masjid, dilanjutkan dengan khutbah yang mengingatkan pentingnya keikhlasan dan pengorbanan dalam hidup.
Hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri:
“Rasulullah SAW keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adha menuju lapangan, dan hal pertama yang beliau lakukan adalah shalat…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
6. Mendengarkan Khutbah Id Hingga Selesai
Setelah shalat, khutbah menjadi bagian penting untuk menambah ilmu dan memperkuat iman. Disunnahkan untuk mendengarkan khutbah hingga selesai dengan penuh perhatian.
7. Menyembelih Hewan Kurban
Bagi yang mampu, menyembelih hewan kurban merupakan amalan utama pada hari ini. Penyembelihan dilakukan setelah shalat Id hingga hari tasyrik (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
QS. Al-Kautsar ayat 2:
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.”
8. Membaca Takbir
Takbir Idul Adha dimulai sejak malam 10 Dzulhijjah hingga akhir hari tasyrik. Takbir ini dilafalkan setelah shalat fardhu dan juga saat berjalan ke tempat shalat.
“Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu..”
Penutup
Dengan mengamalkan sunnah-sunnah Idul Adha, kita tidak hanya merayakan hari besar secara lahiriah, tetapi juga memperkuat makna ibadah dan ketakwaan dalam hati. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang mengikuti jejak Nabi Ibrahim AS dalam keikhlasan dan ketaatan.
Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H
🤩🫵🏻